Sedih, bahagia, senang, tersenyum, dan menangis, perasaan tak menentu bagaikan musim yang berubah-ubah. Itulah cinta, Cinta memang tak selamanya indah, tapi kesedihan yang kita alami akan mendewasakan diri kita. Ada seorang wanita yang telah menjalani hubungan sebagai seorang pacar dengan seorang lelaki. mereka saling menyayangi dan mengasihi. selama setahun banyak cerita yang dia ukir bersama-sama mulai dari kisah cinta yang membahagiakan sampai kepada kisah cinta yang menyedihkan. suatu ketika cobaan datang menguji kekuatan cinta mereka, wanita tersebut mulai merasakan kejenuhan, kebosan dari pasangan. persaan itu memang selalu muncul bagi siapa saja yang mejnjalin cinta tapi harus kita ketahui bahwa itu sebuah ujian seberapa tulus kita menjalani hubungan ini. tapi bukan kebosanan yang sebenarnya yang dia rasakan perempuan itu tapi adanya orang ketiga yang masuk ke dalam hubungan mereka. wanita tersebut menyimpan hati dengan seorang lelaki lain yang jauh lebih baik dari pacarnya itu, wajarlah kalau perempuan tersebut lebih memilih si dia sebagai pengganti kekasihnya yang yang jauh lebih buruk. tak ada perempuan yang menginginkan pendamping hidup seorang pemabuk, penjudi, dan sebagainya. saya pun tak menyalahkan keputusan yang dia pilih.
Generasi Sastra
Rabu, 17 September 2014
Selasa, 22 Juli 2014
menelaah naskah kuno
Telaah
naskah
A. ANALISIS IDENTITAS
BUKU
a. Judul Buku :PETUALANGAN MARCOPOLO
b. Gigubah oleh :M.
SAHRIL
c. Penerbit :FIRMA “MADJU” MEDAN
d. Tempat terbit :JALAN SUTOMO P.339-342
MEDAN-INDONESIA
e. Pengatur teknik/lay out :SYAMSIR
f. Dicetak oleh :PERC
“MADJU” MEDAN
g. Cetakan :PERTAMA
h. Tahun terbit :1974
i. Warna kertas :AGAK
KECOKLATAN
j. Jumlah halaman :56 HAL
k. Jenis huruf yang digunakan :TIMES NEW ROMAN
l. Warna tulisan :HITAM
m. Bahasa yang digunakan :BAHASA INDONESIA
n. Jenis spasi :1,0
o. Ukuran huruf :12
p. Hal. Yang hilang :27-30
q. Keadaan buku :TUA
DAN SUDAH ROBEK
l. Tempat buku ditemukan :PERPUSTAKAAN DAERAH JL. SULTAN ALAUDDIN DI DEPAN KAMPUS
UNISMUH MAKASSAR
B. ANALISIS ISI
Hal 5-10 :Menceritakan
tentang seorang anak laki-laki yang bernama MARCO POLO. Ibunya berasal dari
keluarga bangsawan sedangkan ayahnya hanya orang biasa yang beprofesi sebagai
pedagang. Ayahnya selalu menceritakan pengalamannya selama merantau ke negeri
orang ke pada Marco Polo sehingga membuat Marco Polo penasaran dan berkeinginan
agar suatu saat nanti ia bisa melihat keindahan negeri orang dengan matanya
sendiri.
Hal 11-14 :Marco
Polo telah menginjak usia tujuh belas tahun. Akhirnya apa yang telah ia
cita-citakan selama ini rupanya dikabulkan tuhan. Ia pergi bersama ayahnya
dalam rangka berdagang. Ia pergi mengembara sekitar tahun 1271 Masehi. Dengan
menggunakan perahu kecil ia menyeberangi laut tengah kemudian melanjutkan
mengendarai kereta kuda menuju Amerika. Telah banyak negeri ia datangi dan
banyak pula cerita yang ia dapatkan. Kadang ia melintasi sebuah negeri yang
airnya asin dan tak ada air tawarnya.
Hal 15-18 :banyak
negeri yang telah Marco lalui bersama ayahnya diantaranya Cina, Afganistan,
Balkh, serta gurun pasir yang terjang dan bisa merenggut nyawa bagi orang yang
kurang berhati-hati saat melintasinya. Selama empat puluh hari lamanya Marco
dan ayahnya melakukan perjalanan sampailah ia di Kashgar yang menjadi pusat
perdagangan.
Hal 19-22 :Marco polo memasuki tanah Rusia yang merupakan kota bangsa
Mongol yang terbesar. Rusia adalah negeri yang amat luas dan pernah ditaklukkan
oleh bangsa Mongol dibawah pimpinan Ogodai Khan tahun 1240. Dari Rusia mereka
memasuki Siberia yang terkenal dengan “Negeri Senja” karena di sana orang tak pernah melihat
matahari. Di sebelah Selatan dan Barat Siberia, terdapat suku bangsa Mongol,
yang disegani dan ditakuti seluruh kerajaan dalam dunia. Pada tahun 1162
lahirlah seorang putera penghulu yang diangkat menjadi raja karena keperwiraan dan
kecakapannya dalam peperangan. Raja itu bernama Jenghis Khan. Tapi Jenghis Khan
mati dalam peperangan melawan puteri bulan, akhirnya iapun digantikan pleh
anaknya yang bernama Ogodai Khan. Ogodai emeninggal dalam peperangan melawan
bangsa Hongaria dan mangalahkan raja bola IV. Kemudia ia digantikan Mangu Khan,
ialah yang mangalahkan raja Baghdad pada tahun 1258. Mangu Khan mati sebagai
pahlawan. Ia digantikan oleh Kublai Khan.
Hal 23-26 :Marco Polo da ayahnya berjalan melalui Negeri Syam terus ke
Mosul. Dari situ mereka menuju Baghdad dan Ormuz. Setelah itu mereka berjalan
kesebelah utara Afganistan terus memudi sungai Amu Darya sampai ke Pamir. Lalu
menyeberabgi sungai Yarkand, Chotan dan danau Lob. Habis itu mereka menempuh
gurun pasir Gobi. Setelah bertahun-tahun lamanya mereka menempuh perjalanan
yang mengerikan, pada tahun 1275 ia sampai ke Tanah Cina. Tanah Cina itu
bertembok batu yang panjangnya hampir 2450 kilometer,tingginya 16 meter,llebar
alasnya 8 meter,lebarpuncaknya 5 meter. Pada tahun 1280 Kublai Khan cucu dari
Jenghis Khan menerobos dan menaklukkan negeri itu.
Hal 31-35 :Marco Polo dan ayahanya sangat disukai oleh Kublai Khan.
Selama di sana mereka diangkat menjadi kerabat Raja dan tinggal dalam istana.
Kublai Khan mengangkat mereka sebagai pembantu utamanya, ayahnya menjadi penasehat
dan Marco Polo menjadi jurutulis. Hampir semua surat dan berkas penting dia
yang tulis.
Hal 36-40 :pada tahun 1290 Kublai Khan mempersiapkan tentaranya untuk
menyerbu kota Chengtu. Marco Polo
sebagai orang kepercayaan Kublai Khan membawa surat kepada Raja Chengtu untuk
mengajak perang. Raja yang masih muda itu tersenyum dan membalas surat itu
dengan singkat, ”sebagai seorang Raja marilah kita mengadu nasib, dibawah
kilatan pedang!”. Kota Chengtu menjadi lautan api. Raja dan semua kerabat
istana tak mau menyerah, mereka melawan dengan gagah berani. Akhirnya mereka
mati sebagai pahlawan. Pasukan Kublai Khan yang sebagai lebah mengamuk
meneruskan perjalanan, menuju negeri yang diperintah oleh Kaisar Sung. Kaisar
Sung seorang Raja yang arif dan bijaksana. Setelah ia menerima sepucuk surat
yang disampaikan oleh Marco Polo, ia pun langsung menulis surat dengan tangan
gemetar . dalam surat itu dinyatakannya bahwa ia menyerahkan kerajaannya serta
semua daerah kekuasaannya bersama rakyat yang dicintainya. Surat itu dibuatnya
demi keselematan rakyat dan anak cucunya kemudian hari.
Hal 41-46 :sampai di Samarkand, Marco Polo mendengar berita bahwa
angkatan laut Kublai khan yang dikirkannya ke Negeri Jepang di bawah pimpinan
Chen Yu mendapat kekalahan, hanya sebagian kecil yang mendarat kembali. Bukan
main marahnya Kublai Khan mendengar kabar itu. Ia menjatuhkan hukuman mati
terhadap panglima Chen yu yang ketika itu sedang sakit keras, karena tak pernuh
menempuh lautan. Sejak dikalahkannya Kaisar Sung pada tahun 1276, sekarang
Kublai Khan menjadi Raja yang ditakuti.
Hal 47-51 :bertahun-tahun lamanya Marco Polo di rantau orang, mengabdi
untuk kepentingan Kublai Khan. Ia telah pergi ke berbagai daerah sebagai
utusan. Kadang-kadang ia pergi sendiri atau dengan berbagai orang perwira,
tetapi sudah tentu atas izin Kublai Khan. Kemudian kembali dengan berbagai
cerita yang belum pernag didengan Kublai Khan dari siapapun juga. Oleh sebab
itulah ia di sayangi Kublai Khan, tetapi orang lain dalam lingkungan istana
banyak yang merasa iri hati kepadanya. Telah berulang kali ia memohon kepada
Kaisar untuk diperkenankan pulang ke tanah airnya, tetapi Kublai Khan
mencegahnya. Pada suatu ketika datanglah beberapa orang utusan dari Raja Parsi
yang bernama Aragon Khan. Raja Parsi itu ialah kemanakan Kublai Khan. Aragon
Khan memohon kepada Kubahi Khan supaya dicarikan permaisuri seorang Raja. Gadis
itu bernama Gogatin, sebagai wakilnya dalam perjalanan itu, Kublai Khan
terpaksa melepas Marco Polo dengan Ayah dan pamannya mengantarkan permaisuri
itu ke Parsi, setelah itu Marco Polo boleh kembali ke Tanah airnya.
Hal 52-56 :Marco Polo pulang ke tanah airnya melintasi Tibris,
Trebisonde, Borporus dan Istambul. Akhirnya mereka sampai ke Venezia. Selam 24
tahun ia meninggalkan kota Venezia, banyak benar perubahan di tanah airnya.
Marco Polo bertualang dan mengembara di negeri orang sejak usia 17 tahun dan
pulang setelah berumur 41 tahun. Mereka menyusuri jalan raya yang tak asing
lagi bagi mereka, meskipun sudah lebih dari 24 tahun ditinggalkannya. Mereka
berangkat pada tahun 1271 dan pulang pada tahun 1296. Baru saja berapa bulan
Marco Polo berada di Venezia, pasukan berkuda Kublai Khan sudah memasuki daerah
yang ada di perbatasan. Marco Polo terpaksa memanggul senjata untuk menjaga
martabat bangsa dan tanah airnya. Ketika tentara berkuda Mongol itu hampir
menjejakan kakinya ke Tanah Venezia, tiba-tiba terdengar kabar bahwa Kaisar
Kublai Khan meninggal dunia. Oleh sebab itulah penyerbuannya ke Venesia dihentikan.
Kamis, 17 Juli 2014
GORESAN HATI PENUH SESAL
wanita
bukanlah barang cobaan, dicoba dulu sebelum dibeli bukan pula barang mainan
yang bisa dimainkan sesuka hati. Wanita adalah makhluk yang lemah yang
seharusnya disayangi, dijaga, dan dilindungi. Dari zaman sebelum lahirnya
rasulullah sampai sekarang wanita selalu saja dijadikan alat pemuas nafsuh
birahi. Padalah Allah menciptakan siti hawa agar dapat menemani, dan
mendampingi nabi Adam agar terlepas dari kesendirian dan kesunyian. Itulah
alasan utama Allah menciptakan wanita. Saya tak habis pikir dengan sebagian
lelaki di dunia ini, Allah telah memberi jalan keluar bagi manusia yang merasa sudah
matang dan tak bisa menjaga kemaluannya agar segerah menikah untuk menjalin
hubungan yang halal bukan malah berbuat dosa dengan melakukan zina yang
merupakan salah satu dosa besar. Begitu berharganya seorang wanita sampai-sampai
wanita diumpamakan seperti telur yang berada diujung tanduk yang apabila tidak
dijaga dengan hati-hati maka telur itu suatu saat akan jatuh dan ketika telah
jatuh maka hancurlah wanita itu dan sekuat apapun usaha kita untuk
menyatukannya maka telur itu tak akan utuh kembali seperti semula. Kadang
godaan yang datang bisa menggoyahkan pendirian dan lupa dengan diri sendiri
yang dari dulu kita jaga, kita sayangi agar tetap utuh. Kadang kita bisa
melupakan keberadaan Allah sebagai pemilik semua yang ada di langit dan di
bumi, kita bisa lupa dengan orang tua kita yang telah melahirkan kita sehingga
kita bisa merasakan pahit manisnya dunia. Semua telah kita lupakan, kita lebih
mencintai orang yang baru kita kenal, yang bukan siapa-siapa kita dan
mempercayainya untuk menyentuh dan menodai kita. Naudsu billahi minshalig.Semoga
goresan hati ini dapat menyadarkan kita para wanita untuk selalu menjaga diri
sebelum semuanya terjadi.
Curahan
hati seorang wanita
Oleh;
lisnawati
Kehilafan terjadi bukan karena kebutuhan
Tapi,
karena situasi
Cinta
dilihat dari seberapa tulus kita menjalani hubungan
Seberapa
ikhlas kita menerima terpaan
Bukan
cinta kalau menghitung seberapa banyak yang kita berikan
Seberapa
besar yang kita terima
Karena
cinta tak dapat diukur dengan benda tapi dengan perasaan
Kasihan
wanita itu
Semua
hanya ingin mencoba dan merasakan
Tak ada
yang serius
Harus
kalian ketahui bahwa tak ada yang gratis didunia ini
Seorang
wanita harus kalian bayar dengan mas kawin yang merupakan salah satu sahnya
dimilliki wanita tersebut
Lebih hina
wanita yang merelakan harga dirinya karena takut ditinggalkan
Daripada
seorang pelacur
Biarlah
kita hidup seorang diri seumur hidup
Dari pada
harus memberikan sesuatu yang belum menjadi miliknya
Semua
wanita pasti menginginkan dan mendambakan
Seorang lelaki yang tulus dan menghargai dirinya.
Jumat, 20 Juni 2014
contoh skripsi
ABSTRAK
LISNAWATI, 2014 Peningkatan
Keterampilan Menulis Narasi Ekspositori Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 25
Makassar Melalui Teknik Brainstorming. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan keterampilan menulis narasi ekspositori pada siswa
kelas VII SMP Negeri 25 Makassar. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak dua
siklus, dan setiap siklusnya dilaksanakan sebanyak empat kali pertemuan. Hasil
yang dicapai setelah pelaksanaan tindakan melaui penerapan taknik brainstorming
selama dua siklus adalah: a.) meningkatnya hasil keterampilan menulis siswa,
yaitu pada siklus I nilai rata-rata 60 dari skor ideal 100, skor maksimum 75,
skor minimum 45 berada pada kategori rendah. Meningkatnya pada siklus II nilai
rata-rata menjadi 78,65 dari skor ideal 100, skor maksimum 95, skor minimum 70
berada pada kategori tinggi. b.) terjadinya peningkatan keaktifan siswa dalam
proses belajar mengajar sesuai dengan hasil observasi yang dilakukan selama
penelitian. Perubahan aktivitas siswa, seperti kahadiran siswa pada siklus I
2,96% menurun pada siklus II menjadi 2,90%. Siswa yang aktif mengerjakan LKS
pada siklus I 74% menurun pada siklus II menjadi 2,90%.
LISNAWATI , 2014
Improving Narrative Expository Writing Skills In The Seventh Grade Students of
SMP Negeri 25 Makassar Through brainstorming technique . This study aims to
improve the skills of narrative expository writing skills in class VII Junior
High School 25 Makassar . This study was conducted as two cycles , and each
cycle was carried out as many as four meetings . The results achieved after the
implementation of the action through the application of taknik brainstorming
for two cycles are : a. ) Increasing the students' writing skills outcomes ,
namely in the first cycle 60 the average value of the ideal score of 100 , a
maximum score of 75 , a minimum score of 45 is at the low category . The
increased in the second cycle the average value becomes 78.65 of the ideal
score of 100 , a maximum score of 95 , a minimum score of 70 is at the high
category . b . ) the increased activity of students in the learning process
according to the results of observations made during the study . Changes in the
activity of students , such as students in the first cycle kahadiran 2.96%
decline in the second cycle to 2.90 % . Students who are actively working on
worksheets in the first cycle 74 % decline in the second cycle to 2.90 % .
KATA
KUNCI: Hasil
belajar, teknik curah gagasan (brainstorming)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Berdasarkan
Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP), standar kompetensi bahan kajian
bahasa Indonesia diarahkan kepada penguasaan empat keterampilan berbahasa,
yaitu: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini
menjadi faktor pendukung dalam menyampaikan pikiran, gagasan, dan pendapat baik
secara lisan maupun tulisan, sesuai dengan konteks komunikasi yang harus
dikuasai yang harus dikuasai oleh pemakai bahasa.
Keterampilan
menulis merupakan kemampuan yang paling sulit untuk dikuasai siswa dibandingkan
dengan keterampilan berbahasa yang lain. Salah satu realita konkret yang
mendukung pernyataan tersebut adalah kondisi pembelajaran keterampilan menulis
di kelas VII SMP Negeri 25 Makassar berdasarkan pengalaman guru peneliti dan
hasil observasi terhadap keadaan pembelajaran menulis disekolah tersebut serta
wawancara awal yang dilakukan dengan sejumlah guru bahasa Indonesia disekolah
tersebut, diperoleh informasi bahwa motivasi dan kemempuan menulis, termasuk
keterampilan menulis narasi baik narsi ekspositoris maupun sugestif siswa masih
sangat rendah yang ditandai siswa masih merasa jenuh jika disuruh mengarang.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang
telah diuraikan di atas, maka masalah
dirumuskan sebagai berikut bagaimana peningkatan keterampilan menulis karangan
narasi ekspositori melalui teknik brainstorming
siswa kelas VII SMP Negeri 25 Makassa?
C. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah
untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa kelas VII SMP
Makassar melalui teknik brainstorming.
D. Manfaat
Penelitian
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah yaitu:
1. Secara
teoretis
Hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih rinci dan
mendalam mengenai penerapan teknik brainstorming
dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi ekspositori.
2. Secara
praktis
a. Bagi
sekolah, dapat digunakan sebagai bahan acuan atau teknik perbaikan kualitas
belajar dan mengajar di kelas.
b. Bagi
siswa, penelitian ini dapat digunakan siswa sebagai cara untuk mengembangkan
keterampilan menulis karangan narasi dan juga meningkatkan pemahaman siswa
terhadap suatu pembelajaran.
c. Penelitian
ini dapat digunakan sebagai referensi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan
di kelasnya, yaitu dengan memilih teknik yang sesuai. Pemilihan teknik
pembelajatran yang sesuai sehingga dapat meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa khususnya bahasa indonesia. Dengan menggunakan teknik pembelajran
yang menarik dan menyenangkan dapat membantu siswa lebih mudah untuk menerima
pelajaran yang diberikan oleh guru.
d. Bagi
peneliti, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan informasi
penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini dan mampu menambah kualitas
telaah-telaah ilmiah penelitian dalam pembelajaran menulis narasi.
BAB II
METODE PENELITIAN
A.
Pendekatan/jenis penelitian
Selain
upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat dalam penelitian
ini, peneliti telah menentukan dan merancang jenis penelitian dengan
menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Arikunto, dkk. (2012: 3)
Penelitian
tindakan kelas melalui empat tahap, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi.
B.
Rancangan Penelitian
Adapun
prosedur penelitian tibdakan kelas ini direncanakan pada dua siklus. Siklus I
yang berlangsung dalam tiga kali pertemuan dan siklus II berlangsung dua kali
pertemuan. Siklus I dan siklus II masing-masing meliputi : perencanaan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan evaluasi, serta refleksi. PTK
terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.
Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu perencanaan, tindakan,
pengamatan (observasi), dan refleksi.
C.
Lokasi Penelitian
Penelitian
ini berlokasi di SMP Negeri 25 Makassar.
D.
Subjek Penelitian
Adapun
subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII dengan jumlah 33 orang yang
terdiri dari 15 orang laki-laki dan 18 orang perempuan.
E.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun
teknik pengumpulan data yang digunakan dalam peneletian tindakan kelas ini ada
dua yaitu teknik tes dan teknik nontes.
1.
Teknik Tes
Penelitian
mengumpulkan data dengan menggunakan tes ini berupa tugas merevisi ide yang
telah mereka kumpulkan dan dijadiakn dalam bentuk karangan narasi ekspositori
setelah itu siswa menjawab pertanyaan berkaitan denagn tulisan yang mereka
buat. Tes ini dilakukan dua kali yakni pada siklus I dan siklus II. Dalam
penelitian ini siswa melaksanakan tugas secara individu yakni setiap siswa
menjawab pertanyaan pada lembar yang telah disediakan.
2.
Teknik Nontes
Berikut ini dijelaskan
tentang pedoman pengumpulan data nontes yaitu:
a.
Observasi
Observasi dilakukan
dengan cara mengamati seluruh aktivitas siswa dan guru saat pelaksanaan
pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan dengan cara bekerja sama dengan
observasi lain, baik itu guru mata pelajaran yang bersangkutan maupun rekan
dari peneliti. Observasi menggunakan lembar observasi yang sudah dibuat
sebelumnya. Kegiatan ini dibuat oleh peneliti agar diperoleh datatentang
keaktifan siswa selama proses pembelajaran menulis karangan narasi ekspositori melalui
teknik brainstorming. Proses pengamatan ditujukan kepada perkembangan pemahaman
siswa dengan pertanyaan-pertanyaan, pemahaman dan atau kemungkinan siswa
berpartisipasi dalam pemecahan masalah.
b.
Wawancara
Wawancara dilakukan
dengan melakukan tanya jawab kepada guru dan siswa. Artinya, dalam kegiatan
wawancara ini pertanyaan hanya berasal dari pihak pewawancara, sedangkan
responden hanya menjawab pertanyaan. Wawancara dilaksanakan peneliti setelah
pembelajaran menulis dengan teknik brainstorming. Peneliti mewawancarai siswa
untuk mengetahui kemampuan mengemukakan pendapat dari masalah yang diberikan.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan lembar wawancara yang telah disiapkan.
Dari kegiatan wawancara itu, akan diperoleh data berupa informasi mengenai
proses pembelajaran menulis narasi ekspositori dikelas tersebut.
c.
Dokumentasi foto
Pengumpulan data dengan
cara dokumentasi foto menggunakan alat yaitu kamera. Penggunaaan instrumen
berupa foto ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran aktifitas atau peilaku
siswa selama mengikuti proses pembelajaran dengan bantuan rekan peneliti untuk
melakukan pemotretan. Data yang diperoleh melalui dokumentasi adalah bentuk
dokumentasi gambar.
F.
Instrumen Penelitian
1.
Materi dan bentuk tes
Soal tes yang digunakan
pada penelitian ini adalah soal uraian.
2.
Metode penyusunan
perangkat tes
Langkah-langkah dalam
menyusun perangkat tes adalah sebagai berikut;
a.
Melakukan pembatasan
materi yang diteskan
b.
Menentukan tipe soal
Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia pada
pembelajaran kontekstual tipe teknik pembelajaran brainstorming.
Peningkatan hasil
belajar tidak hanya dilihat dari benar atau salah hasil perhitungan siswa dalam
menyelesaikan soal tetapi kemampuan siswa dalam memahami soal, mengorganisasi
data dan memilih informasi yang relevan, menyajikan masalah
G.
Teknik Analisis Data
Data pada penelitian
ini adalah data proses dan data hasil kemampuan pemahaman menulis dengan
menggunakan teknik brainstorming siswa serta data yang diperoleh dari hasil
observasi dan catatan lapangan. Data tersebut reduksi berdasarkan masalah yang
diteliti, diikuti penyajian data, dan terakhir penyimpulan atau verifikasi.
Tahap analisis itu diuraikan sebagai berikut:
1. Menelaah
data
Dalam proses menelaah
data, penelitian melakukan pengumpulan data dari data informasi yang diperoleh
melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yeng telah dikumpulkan
tersebut masih berupa data mentah yang diolah. Setelah dilakukan proses
penyeleksian dan pemilihan data dari data mentah tersebut, data kemudian
dikelompokkan berdasarkan pada tahap siklus.
2. Reduksi
data
Keseluruhan
data yang terkumpul diseleksi dan diidentifikasi berdasarkan kelompoknya dan
mengklasifikasi data sesuai dengan kebutuhan. Hasil perhitungan dari
masing-masing siklus kenudian dibandingkan melalui perhitungan ini, akan
diketahui presentase peningkatan pemahaman menulis narasi ekspositori dengan
menggunakan teknik brainstorming. Penelitian ini dianggap berhasil apabiloa
pemahaman isi menulis karangan narasi ekspositoris meningkat. Peningkatan
kemampuan siswa ini ditunjukan dengan peningkatan nilai yang diperoleh siswa
dari siklus I ke siklus II. Nilai yang diperoleh siswa pada siklus II lebih
tinggi daripada nilai yang diperoleh siswa pada siklus I.
3. Menyajikan
data
Setelah
dilakukan proses penelaan data dan reduksi data, maka kemudian dilakukan
penyajian data. penyajian data dengan cara mengorganisasikan informasi yang
telah direduksi. Informasi yang telah direduksi akan langsung disajikan sebagai
sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan penarikan tindakan. Keseluruhan data dirangkum dan disajikan
secara terpadu sesuai siklus yang direncanakan sehingga fokus pada
pembelajaran. Akhir temuan penelitian disimpulkan dan dilakukan kegiatan
pengujian temuan penelitian. Penerapan teknik pembelajaran brainstorming dalam
upaya peningkatan kemampuan keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris
pada siswa kelas VII SMP Negeri 25 Makassar dikaitkan dengan ketuntasan
belajar. Siswa yang mendapatkan nilai 65 ke atas maka pemahaman menulis narasi ekspositoris
dengan menggunakan teknik pembelajaran brainstorming peneliti dapat berhasil
efektif.
BAB
III
HASIL
DAN PEMBAHASAN
pada bab ini membahas
tentang hasil penelitian yang menunjukkan peningkatan hasil belajar menulis
karangan narasi ekspositoris pada siswa kelas VII SMP Negeri 25 Makassar
setelah diterapkan pembelajaran dengan menggunakan teknik pembelajaran curah
gagasan (brainstorming). Data hasil penelitian adalah data yang diperoleh dari
tes hasil belajar siswa setelah pelaksanaan
tindakan siklus I dan siklus II dan hasil observasi selama pelaksanaan
tindakan serta hasil angket respon siswa setiap akhir siklus.
Hasil dan pembahasan yang diperoleh
dari dua siklus pelaksanaan penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
A. Deskripsi
Data Hasil Penelitian Siklus I
1. Tahap
perencanaan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada tahap perencanaan ini adalah:
a.
Membuat skenario
pembelajaran berdasarkan teknik pembelajaran pelatihan kesadaran untuk
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga.
b. Mempersiapkan
lembar observasi untuk mencatat aktivitas dan perubahan tingkah laku siswa
selama proses pembelajaran berlangsung pada pelaksanaan tindakan siklus I.
c. Mempersiapkan
angket respon siswa untuk mengetahui pendapat siswa terhadap tindakan yang dilakukan
yang akan diberikan pada akhir siklus I.
d. Mempersiapkan
lembar kerja siswa (LKS) yang dikerjakan secara individu pada setiap pertemuan.
e. Mempersiapkan
alat evaluasi berupa soal berupa soal tes siklus I.
f. Mempersiapkan
lembar jawaban yang akan digunakan siswa untuk menjawab soal tes siklus I.
2. Tahap
pelaksanaan tindakan
Adapun pelaksanaan
tindakan pada siklus I ini berlangsung selama empat kali pertemuan dengan lama
waktu setiap pertemuan adalah dua jam pelajaran. Pertemuan I sampai pertemuan
III didisi dengan kegiatan belajar mengajar dengan menerapkan teknik
pembelajaran curah gagasan (brainstorming) dan pertemuan IV diisi dengan
pemberian tes siklus I, dengan pokok bahasan “keterampilan Menulis Karangan
Narasi”. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
Pertemuan
I
Pada pertemuan pertama
ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 September 2013 dengan materi yang
akan dibahas adalah menjelaskan pengertian keterampilan menulis.
pada kegiatan awal,
guru membuka pelajaran, memotivasi siswa dan menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, mengecek kehaadiran siswa, menyampaikan judul materi pokok
pembahasan, dan menjelaskan sambil memberikan motivasi belajar, mengingatkan kembali
tentang materi dengan mengaitkannya dengan kehidupan sehari-heri selanjutnya,
pada kegiatan inti guru menyajikan informasi tentang materi yang akan
diajarkan, guru memberikan permasalahan berupa LKS kepada siswa, guru
membimbing pelatihan kepada siswa sampai benar-benar menguasai konsep yang
dipelajari. Sebelum mengakhiri kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini siswa
dan guru bersama-sama menyimpulkan/merangkum materi yang telah dibahas dan guru
mengingatkan kepada siswa untuk mempelajari materi yang akan dibahas pada
pertemuan berikutnya.
Pertemuan
II
pertemuan kedua ini
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 28 September 2013 dengan materi yang akan
dibahas adalah menjelaskan tujuan keterampilan menulis dalam hal ini menulis
karangan. Secara umum langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada pertemuan
kedua hampir sama dengan kegiatan pertemuan sebelumnya, karena mengacu pada
langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP dengan penerapan
teknik brainstorming. Hal-hal yang lebih khusus pada pertemuan kedua antara
lain:
a. Siswa
mengingat kembali materi yang dibahas pada pertemuan I dan guru menyampaikan
hasil LKS pertemuan lalu, guna memotivasi siswa untuk lanjut ke pembahasan
berikutnya.
b. Kegiatan
pembelajaran mengacu pada RPP dan LKS.
Pertemuan
III
Pertemuan ketiga ini
dilaksanakan pada tanggal 2 Oktober 2013 dengan materi yang akan dibahas adalah
menjelaskan menulis karangan narasi ekspositori.
Pertemuan III ini pada
dasarnya hampir sama dengan pertemuan I dan II, hanya saja nilai dari tugas yang
dikerjakan siswa masih berada pada kategori rendah, hal ini disebabkan karena
mereka masih malu bertanya pada guru sehingga mempengaruhi nilai mereka, oleh
karena itu guru, guru melakukan perbaikan berupa menjalin keakraban yang lebih
pada siswa.
Pertemuan
IV
Pada pertemuan IV ini
dilakukan tes siklus I untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam
belajar dengan penerapan teknik palatihan kesadaran yang dilaksanakan pada hari
sabtu tanggal 5 Oktober 2013 dengan alokasi waktu yang digunakan sama dengan
pembelajaran biasanya yaitu selama dua jam pelajaran (2x45 menit).
3. Tahap
Observasi dan Evaluasi
Pada siklus I tercatat
aktivitas siswa yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas
tersebut diperoleh dari lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 1.1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
No
|
Komponen yang Diamati
|
Siklus I
|
Persentase (%)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1.
|
Siswa
yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung
|
32
|
33
|
33
|
T
E
S
S
I
K
L
U
S
I
|
2,96
|
2.
|
Siswa
yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada saat proses
pembelajarn berlangsung
|
28
|
27
|
27
|
64
|
|
3.
|
Siswa
yang mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung
|
5
|
11
|
18
|
16,54
|
|
4.
|
Siswa
yang menjawab pertanyaan, baik dari guru maupun dari siswa lain pada saat proses pembelajaran berlangsung
|
10
|
13
|
16
|
23,48
|
|
5.
|
Siswa
yang aktif mengerjakanj LKS
|
30
|
33
|
33
|
74
|
|
6.
|
Siswa
yang melakukan kegiatan lain (ribut, bermain, tidur, dll) pada saat proses
pembelajaran berlangsung
|
10
|
8
|
6
|
24
|
Berdasarkan
tabel 1.1 di atas bahwa terdapat beberapa komponen yang diamati dalam
mengobservasi aktivitas siswa pada siklus I diantaranya.
1. Siswa
yang hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus I
berjumlah 32 siswa, pertemuan II siklus I berjumlah 33 siswa, pertemuan III
siklus I berjumlah 33 siswa dan persentase keseluruhannya adalah 2,96%.
2. Siswa
yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus I berjumlah 29 siswa, pertemuan
II siklus I berjumlah 30 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 31 siswa dan
persentase keseluruhan adalah 64%.
3. Siswa
yang mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung dipertemuan I siklus I berjumlah 5 siswa, pertemuan II siklus I
berjumlah 11 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 18 siswa dan persentase
keseluruhannya adalah 16,54%.
4. Siswa
yang menjawab pertanyaan, baik dari guru maupun dari siswa lain pada saat
proses pembelajaran berlangsung dipertemuan I siklus I berjumlah 10 siswa,
pertemuan II siklus I berjumlah 13 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 16
siswa dan persentase keseluruhannya adalah 1,18%.
5. Siswa
yang aktif mengerjakan LKS di pertemuan I siklus I berjumlah 30 berjumlah 33
siswa dan persentase keseluruhannya adalah 2,96%.
6. Siswa
yang melakukan kegiatan lain (ribut, tidur, bermain, dll) pada saat proses
pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus I berjumlah 10 siswa, pertemuan
II siklus I berjumlah 8 siswa, pertemuan III siklus I berjumlah 6 siswa dan
persentase keseluruhannya adalah 24%.
Tabel 1.2 Data Hasil
Observasi Aktivitas Guru Siklus I
NO.
|
Indikator/aspek yang
diamati
|
Skor
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
I.
|
Prapembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
1. Memeriksa
kesiapan siswa
|
|
|
√
|
|
|
|
2. Melakukan
kegiatan apersepsi
|
|
|
√
|
|
|
II.
|
Kegiatan inti
pembelajaran
|
|
|
|
|
|
|
A. Penguasaan
materi pembelajaran
1. Menunjukkan
penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan
materi dengan jelas sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik
4. Mengaitkan
materi dengan realitas
|
|
√
|
√
√
√
|
|
|
|
B. Pendekatan/strategi
pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai
2. Melaksanakan
pembelajatan secara runtut
3. Menguasai
kelas
4. Melaksanakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual
5. Melaksanakan
pembelajaran yang memungkunkan tumbuhnya kebiasaan positif
6. Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
|
|
|
√
√
√
√
√
|
√
|
|
|
C. Pemanfaatan
sumber belajar/media pembelajaran
1. Menggunakan
sumber/media pembelajaran secara efektif dan efesien
2. Melibatkan
siswa dalam pemanfaatan media
|
|
|
|
√
√
|
|
|
D. Pembelajaran
yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1. Menumbuhkan
partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
2. Menunjukkan
sikap terbuka terhadap respon
3. Menumbuhkan
keceriaan dan antusiasme dalam belajar
|
|
|
√
√
|
√
|
|
|
E. Penilaian
proses dan hasil belajar
1. Memantau
kemajuan belajar selama proses.
2. Melakukan
penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
|
|
|
√
√
|
|
|
|
F. Penggunaan
bahasa
1. Menggunakan
bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar
2. Menyampaikan
pesan dengan gaya yang sesuai
|
|
|
√
√
|
|
|
III.
|
Penutup
1. Melakukan
refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
2. Melaksanakan
tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau tugas sebagai
bahan remidi/pengayaan
|
|
√
|
√
|
|
|
Keterangan: 1 = sangat tidak baik 2 = tidak baik 3 = cukup baik 4 = baik
5 = sangat baik
Selanjutnya
respon siswa terhadap pembelajaran yang telah diterapkan pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut.
4. Refleksi
1) Umumnya
siswa menunjukkan antusias belajar yang positif, seperti menaanggapi
pertanyaan, keberanian mengajukan pertanyaan atau tanggapan pada guru, dan
keinginan untuk menyelesikan LKS. Namun karena siswa belum terbiasa dengan
tindakan yang diberikan maka kelas menjadi agak gaduh sehingga pengolahan kelas
lebih ditekankan pada siklus II.
2) Masih
ada beberapa siswa yang sulit dalam menyelesaikan LKS berkomunikasi dengan
teman kelompoknya. Untuk itu guru harus membingbing siswa tersebut.
3) Dari
hasil tes siklus I, masih terdapat beberapa siswa yang mendapatkan nilai di
bawah KKM. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan pembelajaran selaman
pertemuan sebelumnya, beberpa siswa tersebut kurang aktif dalam pembelajaran,
tidak memperhatikan penjelasan, dan tidak hadir dalam beberapa pertemuan.
5. Keputusan
Hasil belajar siswa
pada siklus I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu
tuntas individu jika memperoleh skor rata-rata 65 ke atas, sehingga pelaksanaan
tindakan masih dilanjutkan pada siklusn II dengan berbagai perbaikan
berdasarkan pada refleksi pada siklus I.
B.
Deskripsi
Data Hasil Penelitian
1. Tahap
Perencanaan
Kegiatan-kegiatan
yang dilakukan pada tahap perencanaan ini adalah:
a. Membuat
skenario pembelajaran berdasarkan teknik pelatihan kesadaran untuk pertemuan
pertama sampai pertemuan ketiga. Dimana skenario pembelajaran ini sedikit
berbeda dengan siklus I yakni penggunaan alat peraga lebih ditekankan untuk
menghindari kegaduhan di kelas serta komunikasi antara guru dan siswa lebih
lancar sehingga materi lebih mudah dipahami dan dapat meningkatkan hasil
belajar yang diperoleh.
b. Mempersiapkan
lembar observasi untuk mencatat aktivitas dan perubahan tingkah laku siswa
selama belajar mengajar berlangsung pada pelaksanaan tindakan siklus II.
c. Mempersiapkan
angket respon siswa untuk mengetahui pendapat siswa terhadap tindakan yang
dilakukan,m yang akan diberikan pada siklus II.
d. Mempersiapkan
lembar kerja siswa (LKS) yang dikerjakan secara individu pada setiap pertemuan.
e. Mempersiapkan
alat evaluasi berupa soal tes siklusII.
f.
Mempersiapkan lembar
jawaban yang akan digunakan siswa untuk menjawab soal tes siklus II.
2. Tahap
Pelaksanaan Tindakan
Pertemuan
I
pertemuan pertama pada
siklus II ini dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 Oktober 2013 dengan materi
yang akan dibahas adalah menjelaskan dasar-dasar keterampilan menulis karangan
narasi ekspositori. Secara umum, langkah-langkah kegiatan yang dilakukan pada
siklus II hampir sama denagn kegiatan siklus sebslumnya, karena mengacu pada
langkah-langkah kegiatan yang telah direncanakan pada RPP dengan penerapan
teknik pelatihan kesadaran. Hal-hal yang lebih khusus pada siklus kedua ini
adalah guru lebih sering mendatangi siswa yang selalu malu dan enggan bertanya
ataupun menjawab pertanyaan.
Pertemuan
II
Pertemuan kedua pada
siklus II ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 12 Oktober 2013 dengan
materi yang akan dibahas adalah cara efektif menulis karangan narasi.
Pada pertemuan kedua
siklus II ini, motivasi dan minat siswa untuk belajar bahasa Indonesia mulai meningkat. Hal ini ditandai
dengan bertambahnya jumlah siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan,
semakin banyak siswa yang menjawab pertanyaan dan meningkatnya jumlah siswa
yang mengerjakan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Hal ini menandakan bahwa siswa
mulai mempunyai kesunngguhan dalam belajar bahasa Indonesia.
Pertemuan
III
Memasuki pertemuan
terakhir penelitian pada siklus II ini, terlihat bahwa proses belajar mengajar
telah menemukan strategi yang tepat dan sesuai yang diharapkan. Setiap siswa terbiasa
dengan kegiatan yang dilakukan di kelas dengan penerapan teknik pembelajaran
pelatihan kesadaran.
Pada siklus Iiini,
siswa sudah dapat mengerjakan soal-soal bahasa Indonesia dalam LKS secara
individu. Selain itu terlihat keseriusan siswa dalam memperhatikan pelajaran
dan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Hasil belajar mereka dengan penerapan
teknik pelatihan kesadaran meningkat dengan skor rata-rata 76,50. Secara umum
dapat dikatakan bahwa seluruh kegiatan pada siklus II ini mengalami peningkatan
dibanding pada siklus I. Hal ini terlihat pada kehadiran siswa meningkat,
keseriusan siswa memperhatikan pelajaran, minat, sikap dan motivasi mereka juga
meningkat.
3. Tahap
Observasi dan Evaluasi
Pada siklus II tercatat
aktivitas siswa yang terjadi selam proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas
tersebut diperoleh dari lembar observasi yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 2.3 Hasil Observasi
Aktivitas Siswa pada Siklus II
NO.
|
Komponen yang diamati
|
Siklus
|
Persentase (%)
|
|||
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1.
|
Siswa yang
hadir pada saat proses pembelajaran berlangsung
|
30
|
33
|
33
|
T
E
S
S
I
K
L
U
S
II
|
2,90
|
2.
|
Siswa yang
mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung
|
29
|
30
|
31
|
69,3
|
|
3.
|
Siswa yang
mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran berlangsung
|
9
|
11
|
18
|
20,54
|
|
4.
|
Siswa yang
menjawab, baik dari guru maupun dari siswa lain pada saat proses pembelajaran
berlangsung
|
11
|
13
|
15
|
1,18
|
|
5.
|
Siswa yang
aktif mengerjakan LKS
|
30
|
33
|
33
|
2,90
|
|
6.
|
Siswa yang melakukan
kegiatan (ribut, bermain, tidur, dll) pada saat proses sungpembelajaran
berlang
|
4
|
4
|
2
|
0,30
|
Berdasarkan
tabel 1.3 di atas bahwa terdapat beberapa komponen yang diamati dalam
mengobservasi aktivitas siswa pada siklus II, diantaranya:
1.
Siswa yang hadir pada
saat proses pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus II berjumlah
berjumlah 30 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 33 siswa, pertemuan III
siklus II berjumlah 33 siswa dan persentase keseluruhannya adalah 2,90%.
2. Siswa
yang mendengarkan atau memperhatikan penjelasan guru pada saat proses
pembelajaran berlangsung di pertemuan I siklus II berjumah 28 siswa, pertemuan
II siklus II berjumlah 27siswa, pertemuan III siklus II berjumlah 27 siswa dan
persentase keseluruhannya adalah 69,3%.
3. Siswa
yang mengajukan pertanyaan kepada guru pada saat proses pembelajaran
berlangsung dipertemuan I siklus II berjumlah 9 siswa, pertemuan II siklus II
berjumlah 11 siswa, pertemuan III siklus II berjumlah 18 siswa dan persentase
keseluruhanny adalah 20,54%.
4. Siswa
yang menjawab pertanyaan, baik dari guru maupun dari siswa lain pada saat
proses pembelajaran berlangsung dipertemuan I siklus II berjumlah 11 siswa,
pertemuan II siklus II berjumlah 13 siswa, pertemuan III siklus II berjumlah 15
siswa dan persentase keseluruhannya adalah 1,18%.
5. Siswa
yang aktif mengerjakan LKS dipertemuan I siklus II berjumlah 20 siswa,
pertemuan II sisklus II berjumlah 25 siswa, pertemuan III silus II berjumlah 25
siswa dan persentase keseluruhannya adalah 66%.
6.
Siswa yang melakukan
keguatan lain (ribut, bermain, tidur, dll) pada saat pembelajaran berlangsung
dipertemuan I siklus II berjumlah 4 siswa, pertemuan II siklus II berjumlah 4
siswa, pertemuan III siklus II berjumlah 2 siswa dan persentase keseluruhannya
adalah 0,30%.
Tabel 2.4 Data
Observasi Aktivitas Guru Siklus II
NO.
|
Indikator/aspek
yang diamati
|
SKOR
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
I.
|
Prapembelajaran
1. Memeriksa
kesiapan siswa
2. Melakukan
kegiatan apersepsi
|
|
|
|
√
√
|
|
II.
|
Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penguasaan
materi pembelajaran
1. Menunjukkan
penguasaan materi pembelajaran
2. Mengaitkan
materi dengan pengetahuan lain yang relevan
3. Menyampaikan
materi dengan jelas sesuai dengan hierarki belajar dan karakteristik
4. Mengaitkan
materi dengan realitas
|
|
|
√
|
√
√
√
|
|
|
B. Pendekatan/strategi
pembelajaran
1. Melaksanakan
pembelajaran sesuai dengankompetensi (tujuan) yang akan dicapai
2. Melaksanakan
pembeljaran secara runtut
3. Menguasai
kelas
4. Melaksanakan
pembelajaran yang bersifat kontekstual
5. Melaksanakan
pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
6. Melaksanakan
pembelajaran yang sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
|
|
|
√
|
√
√
√
√
√
|
|
|
C. Pemanfaatan
sumber belajar/media pembelajaran
1. Menggunakan
sumber/media pembelajaran secara efektif dan efesien
2. Melibatkan
siswa dalam pemanfaatan media
|
|
|
|
√
√
|
|
|
D. Pembelajaran
yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
1.
Menumbuhkan
partisispasi aktif siswa dalam pembelajaran
2.
Menunjukkan sikap
terbuka terhadap respon
3.
Menumbuhkan keceriaan
dan antusiasme siswa dalam belajar
|
|
|
|
√
√
√
|
|
|
E. Penilaian
proses dan hasil belajar
1. Memantau
kemajuan belajar selama proses pembelajaran
2. Melakukan
penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
3. Menggunakan
bahasa lisan dan tulisan secar jelas, baik, dan benar
4. Menyampaikan
pesan dengan gaya yang sesuai
|
|
|
√
√
√
√
|
|
|
III
|
Penutup
1. Melakukan
refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa
2. Melaksanakan
tindak lanjut dengan memberikan
arahan,atau kegiatan, atau tugas sebagai bahan remidi/pengayaan
|
|
√
|
√
|
|
|
4. Refleksi
Upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan menulis karangan narasi pada Siswa
Kelas VII SMP Negeri 25 Makassar meleui teknik brainstorming. Guru selaku
peneliti tidak tterlepas dari perhatian dan perubahan sikap siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi yang dilakukan selama
pelaksanaan tindakan. Kegiatan siswa pada siklus II ini, semangat dan perhatian
siswa dalam proses pembelajaran meningkat.hal ini tampak dari perhatian siswa
dalam memperhatikan materi dan siswa yang mengajukan pertanyaan. Pada saat guru
memantau siswa dalam mempelajari materi pada umumnya aktif. Selain itu, siswa
yang melakukan kegiatan yang tidak relevan dengan pembelajaran mengalami
penurunan.
Berdasarkan hasil
observasi yang mempengaruhi semangat belajar meningkat, yaitu: (1) guru
memberikan penguatan dan memberikan motivasi pada siswa, (2) guru mengubah
struktur dan variasi kelompok yaitu dengan memasukkan satu atau lebih tutor
yang bisa membimbing teman kelompoknya agar setiap siswa mampu menulis karangan
narasi ekspositoris serta tampil membacakan dengan baik di deoan umum, (3) guru
menampilkan media yang menarik sesuai dengan konteks dan kebiasaan anak, (4)
guru memberikan penilaian secara proporsional terhadap tugas yang dikerjakan
oleh siswa.
C.
Pembahasan
Hasil Penelititan
Untuk meningkatkan
hasil belajar menulis karangan narasi
ekspositoris maka perlu diterapkan brainstorming pada siswa kelas VII SMP
Negeri 25 Makassar.
Hasil analisis
deskriktif menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia pada bahasan
keterampilan menulis karangan narasi ekspositoris melalui penerapan teknik
curah gagasan (brainstorming) diperoleh nilai rata-rata pada siklus I yaitu 60
dari skor ideal yang ingin dicapai yaitu 100. Siswa yang memperoleh ketuntasan
belajar dari 33 siswa pada siklus I yaitu 11 siswa atau 53,8%. Dari segi
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal pada siklus I menunjukkan belum
tuntas atau berada pada kategori sangat rendah. Sementara itu, hasil belajar
bahasa indonesia pada pokok bahasan keterampilan menulis karangan narasi
ekspositori yang diajarkan pada siklus II dengan menggunakan teknik curah
gagasan (brainstorming) diperoleh nilai rata-rata pada siklus I sebesar 78,65
dari skor ideal yang ingin dicapai yaitu 100. Siswa yang memperoleh ketuntasan
belajar dari 33 siswa yaitu 33 siswa atau 99,9%. Dari segi ketuntasan hasil
belajar siswa secara klasikal pada siklus II menunjukan telah tuntas atau
kategori sangat tinggi.
Pada siklus II terjadi
peningkatan rata-rata hasil belajar yang diperoleh pada siklus I yaitu 60 dan
meningkat pada siklus II yaitu 78,65. Ditinjau dari segi ketuntasan individu
juga terjadi peningkatan pada siklu I berjumlah 11 siswa dan pada siklus II
meningkat menjadi 33 siswa. Dengan demikian secara klasikal pada siklus II
telah tuntas dibandingkan dengan siklus I.
Berdasarkan hasil
penelitian dari data observasi dapat disimpulkan bahwa analisis kualitatif dari
lembar observasi aktivitas siswa terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II
yang dibedakan menjadi keaktifan sikap, keaktifan mental, dan keaktifan sosial
dari pengamatan aktivitas siswa.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
KESIMPULAN
Pembelajaran dengan
penerapan teknik brainstorming dapat meningkatkan hasil belajar keterampilan
menulis narasi ekspositoris pada Sisw Kelas VII SMP Negeri 25 Makassar. Hal ini
ditunjukan dengan terjadinya peningkatan skor rata-rata hasil belajar dari
siklus 60 dengan pencapaian ketuntasan belajar dari siklus I yaitu 53,8% dan
meningkat pada siklus II menjadi 84,6% meningkat pada siklus II menjadi 99,9%.
Demikian juga terjadinya peningkatan. Pembelajaran dengan teknik brainstorming
sebahagian besar dari siswa yang menjadi subjek penelitian merespon secara
positif pada siklus I 50% meningkat pada siklus II 92,3%.
Sesuai dari hasil
penelitian dan data observasi siswa telah terjadi perubahan aktivitas atau
sikap siswa saat penerapan teknik brainstorming dalam pembelajaran yang dilihat
kehadiran siswa dari siklus I 2,96% menurun pada siklus II 2,90%, keaktifan
dalam memperhatikan materi yang
dijelaskan oleh guru dari siklus I 16,54% meningkat pada siklus II 20,54%,
siswa mengerjakan LKS dari siklus I 2,90% mendapatkan presentase yang sama pada
siklus II 2,90%.
B.
SARAN
Hendaknya pendidik
mampu menggunakan teknik sesuai dengan materi yang diajarkan, dan guru juga
dituntut untuk dapat menerapkan teknik pembelajaran dengan benar.
Hendaknya orang tua
memperhatikan pendidikan anaknya dan memberikan motivasi untuk belajar agar
dapat meningkatkan prestasi anaknya sehingga apa yang diharapkan oleh orang tua
dan guru dapat tercapai yakni keberkasilan siswa.
Hendaknya pemerintah
lebih memperhatikan sekolah yang betul-betul membutuhkan bantuannya khususnya
yang menyangkut tentang pengembangan profesionalisme guru.
Langganan:
Postingan (Atom)