Kamis, 29 Mei 2014

kumpulan puisi




“mengharap Hidayah”
Oleh: Lisnawati

Dalam kesunyian malam ku terbangun
Dalam kegelapannya kumelangkah
Dinginnya air menyapu sekujur tubuh-ku
Kesejukannya memberi kedamaian dalam hati

Ku berdiri mengumandangkan takbir
Ku bersujud dan berserah diri
Dalam Tahajjud-ku ku berdo’a
Dalam Do’a-ku ku memohon

Ya Allah tunjukanlah aku jalan yang lurus
Bimbinglah aku dalam langkahmu
Sinarilah aku dengan Hidayahmu






“Pahlawan Tanpa Jasa”
Oleh : Lisnawati

Ibu...
Kau bukan malaikat-ku
Kau bukan pahlawan-ku
Tapi,,,
Kau adalah pejuang
Kau adalah penyelamat

Kau telah melahirkan-ku
Kau telah merawat-ku
Kau rela mengorbankan nyawamu
Hanya untuk anakmu yang tak tahu diri

Ibu...
Maafkanlah segala perbuatan-ku
Maafkanlah atas tingkah-ku yang nakal
Semoga aku dapat membahagiakan-mu
WAHAI IBU-KU SAYANG




sang penyayang
Oleh : Lisnawati

Ketika kegundahan datang merasuki hati
Ketika itu juga aku mengingat namamu
Ketika kegelisahan datang menghantui
Ketika itu juga aku rindu padamu

Mengapa disaat susah aku dekat dengan-mu?
Mengapa disaat sedih aku baru mengingat-mu?
Mengapa disaat jaya aku menjauhi-mu?
Mengapa disaat bahagia aku melupakanmu?

Tuhan-ku...
Maafkanlah hambamu ini
Maafkanlah ya Allah

Aku ingin selalu bersamamu
Aku ingin dekat denganmu
Karena seberat apapun badai menerjang
Ketika mengingatmu semua terasa indah




tak ada bedanya dengan jelangkung”
Oleh: Lisnawati

Kau bagaikan  jelangkung
Datang tak dijemput pulang tak diantar
Kau bagaikan anak ayam
Datang semaunya pulangpun semaunya

Dimanakah keberadaanmu saat ini?
Terbit fajar dan tenggelamnya mataharipun
Kau belum juga menemuiku

Tidakkah kau merindukanku?
Sudah bosankah kau denganku?
Atau...
Sudah adakah yang menggantikan diriku dihatimu? 







“Penyesalan”
Oleh: Lisnawati

Tubuh ini bagaikan pot
Yang lahir dari segumpal tanah
Yang begitu hina dan rendah

Tubuh ini hanya titipan
Tubuh ini bukan milik kita
Suatu saat akan diambil
Dan kembali kepada pemiliknya

Begitu hina diri ini
Apa yang bisa kita banggakan?
Tidak ada....

Semuanya hanya titipan
Semuanya fana
Semuanya akan sirna

Yang kekal hanyalah amal
Yang akan menjadi teman kita di akhirat  juga adalah amal
 dan budi pekerti, dan yang lainnya akan musnah dan meninggalkan kita sendirian di alam kubur.




“malaikatku”
Oleh: Lisnawati

Ayah. . . .
Engaku banting tulang
Dari terbit Fajar sampai terbanamnya sang surya
Hingga fajar terbit kembali

Ayah. . . .
Engkau tak peduli akan dirimu
Engkau tak peduli tubuh dan kesehatanmu

Walaupun badai menerjang
Kau tetap tegar dan pantang menyerah
Demi sesuap nasi untuk anak dan istrimu
Kau rela berkorban
Ayah. . . .
Kau bagaikan mutiara ditengah lautan
Dan cahaya lilin gelapnya malam
Kau adalah malaikat tak bersayap
Yang datang untuk memberiku senyum
Dan menghapus keluh kesahku.






“Kasih sayang tiada tara”
Oleh : Lisnawati

Ibu . . .
Sampai detik ini
Apa yang bisa saya berikan untukmu?
Yang ada hanyalah kesengsaraan
Dan kepahitan

Ibu . . .
Kau menyiramiku dengan embun-embun kasih sayang
Tapi. . .
Aku menyiraminya dengan butiran-butiran debu

Ibu. .  .
Tiada guna diri ini belaianmu
Tiada daya diri ini
Tanpa kasih sayangmu

Walaupun air mataku memenuhi jagad raya ini
Itu belum bisa membayar setetes air susumu
Walaupun aku menggendongmu mengelilingi dunia
Itu belum bisa membalas semua jasa-jasamu

Ya Allah. . .
Isinkanlah aku membahagiakannya
Sebelum ia menutup mata






Tidak ada komentar:

Posting Komentar