Oleh: Lisnawati
Dalam kesunyian malam ku terbangun
Dalam kegelapannya kumelangkah
Dinginnya air menyapu sekujur tubuh-ku
Kesejukannya memberi kedamaian dalam hati
Ku berdiri mengumandangkan takbir
Ku bersujud dan berserah diri
Dalam Tahajjud-ku ku berdo’a
Dalam Do’a-ku ku memohon
Ya Allah tunjukanlah aku jalan yang lurus
Bimbinglah aku dalam langkahmu
Sinarilah aku dengan Hidayahmu
“Pahlawan Tanpa Jasa”
Oleh : Lisnawati
Ibu...
Kau bukan malaikat-ku
Kau bukan pahlawan-ku
Tapi,,,
Kau adalah pejuang
Kau adalah penyelamat
Kau telah melahirkan-ku
Kau telah merawat-ku
Kau rela mengorbankan nyawamu
Hanya untuk anakmu yang tak tahu diri
Ibu...
Maafkanlah segala perbuatan-ku
Maafkanlah atas tingkah-ku yang nakal
Semoga aku dapat membahagiakan-mu
WAHAI IBU-KU SAYANG
“sang penyayang”
Oleh : Lisnawati
Ketika
kegundahan datang merasuki hati
Ketika
itu juga aku mengingat namamu
Ketika
kegelisahan datang menghantui
Ketika
itu juga aku rindu padamu
Mengapa
disaat susah aku dekat dengan-mu?
Mengapa
disaat sedih aku baru mengingat-mu?
Mengapa
disaat jaya aku menjauhi-mu?
Mengapa
disaat bahagia aku melupakanmu?
Tuhan-ku...
Maafkanlah
hambamu ini
Maafkanlah
ya Allah
Aku
ingin selalu bersamamu
Aku
ingin dekat denganmu
Karena
seberat apapun badai menerjang
Ketika
mengingatmu semua terasa indah
“tak ada bedanya dengan jelangkung”
Oleh: Lisnawati
Kau bagaikan jelangkung
Datang tak dijemput pulang tak
diantar
Kau bagaikan anak ayam
Datang semaunya pulangpun semaunya
Dimanakah keberadaanmu saat ini?
Terbit fajar dan tenggelamnya
mataharipun
Kau belum juga menemuiku
Tidakkah kau merindukanku?
Sudah bosankah kau denganku?
Atau...
Sudah adakah yang menggantikan
diriku dihatimu?
“Penyesalan”
Oleh: Lisnawati
Tubuh ini bagaikan pot
Yang lahir dari segumpal tanah
Yang begitu hina dan rendah
Tubuh ini hanya titipan
Tubuh ini bukan milik kita
Suatu saat akan diambil
Dan kembali kepada pemiliknya
Begitu hina diri ini
Apa yang bisa kita banggakan?
Tidak ada....
Semuanya hanya titipan
Semuanya fana
Semuanya akan sirna
Yang kekal hanyalah amal
Yang akan menjadi teman kita di
akhirat juga adalah amal
dan budi pekerti, dan yang lainnya akan musnah
dan meninggalkan kita sendirian di alam kubur.
“malaikatku”
Oleh:
Lisnawati
Ayah.
. . .
Engaku
banting tulang
Dari
terbit Fajar sampai terbanamnya sang surya
Hingga
fajar terbit kembali
Ayah.
. . .
Engkau
tak peduli akan dirimu
Engkau
tak peduli tubuh dan kesehatanmu
Walaupun
badai menerjang
Kau
tetap tegar dan pantang menyerah
Demi sesuap
nasi untuk anak dan istrimu
Kau
rela berkorban
Ayah.
. . .
Kau
bagaikan mutiara ditengah lautan
Dan
cahaya lilin gelapnya malam
Kau
adalah malaikat tak bersayap
Yang
datang untuk memberiku senyum
Dan
menghapus keluh kesahku.
“Kasih sayang tiada tara”
Oleh : Lisnawati
Ibu . . .
Sampai detik ini
Apa yang bisa saya berikan
untukmu?
Yang ada hanyalah kesengsaraan
Dan kepahitan
Ibu . . .
Kau menyiramiku dengan embun-embun
kasih sayang
Tapi. . .
Aku menyiraminya dengan
butiran-butiran debu
Ibu. . .
Tiada guna diri ini belaianmu
Tiada daya diri ini
Tanpa kasih sayangmu
Walaupun air mataku memenuhi jagad
raya ini
Itu belum bisa membayar setetes
air susumu
Walaupun aku menggendongmu
mengelilingi dunia
Itu belum bisa membalas semua
jasa-jasamu
Ya Allah. . .
Isinkanlah aku membahagiakannya
Sebelum ia menutup mata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar