Jumat, 30 Mei 2014

contoh kritk sastra yang menggunakan kritik New Critism

 1.    Close reading;
“mengharap Hidayah”
Oleh: Lisnawati

Dalam kesunyian malam ku terbangun
Dalam kegelapannya kumelangkah
Dinginnya air menyapu sekujur tubuh-ku
Kesejukannya memberi kedamaian dalam hati

Ku berdiri mengumandangkan takbir
Ku bersujud dan berserah diri
Dalam Tahajjud-ku ku berdo’a
                               Dalam Do’a-ku ku memohon

                               Ya Allah tunjukanlah aku jalan yang lurus
                               Bimbinglah aku dalam langkahmu
                               Sinarilah aku dengan Hidayahmu

Pada bait pertama “Dalam kesunyian malam kuterbangun” pada kata tersebut seorang pengarang menceritakan dirinya yang sedang mengalami kegundahan  di tengah malam. “Dalam kegelapannya kumelangkah” seorang pengarang bangkit untuk mengurangi kesedihan hatinya. “Dinginnya air menyapu sekujur tubuhku” seorang pengarang ingin membuang semua rasa gelisahnya dengan berwudhu. “Kesejukannnya memberi kedamaian dalam hati” pengarang merasakan  kedamaian.
       Pada bait kedua “ku berdiri mengumandangkan takbir” pengarang berharap dengan sholat dia dapat menemukan jawaban atas apa yang dia hadapi. “kubersujud dan berserah diri” pengarang bersujud memohon ampunan dan berserah diri kepada Allah karena apa yang dia miliki semua milik Allah. “Dalam Do’a-ku ku memohon” pengarang memohon kepada Allah agar apa yang menimpanya dapat menambah ketabahannya menghadapi cobaan.
       Pada bait ketiga “ya Allah tunjukan aku jalan yang lurus” pengarang memohon kepada Allah agar ditunjukkan jalan keluar atas segala yang menimpanya. “Bimbinglah aku dalam langkahmu” pengarang mengharapkan bimbingan Allah agar kehidupannya bisa lebih baik lagi. “Sinarilah aku dengan hidayahmu” pengarang berharap agar Allah selalu memberinya hidayah dan selalu berada di atas jalan yang benar.     

2.    Metafora
Engkaulah mutiaraku
Yang begitu berharga dan sulit untuk di dapatkan
Engkau bersinar walaupun jauh didasar lautan
Engkaulah yang selama ini aku cari

(Lisnawati “Ilmu adalah cahaya)

Dalam penggalan puisi di atas pengarang mengumpamakan ilmu itu seperti mutiara di dasar lautan yang sangat mahal, berharga, dan penuh pengorbanan untuk meraihnya.

3. Paradoks
Paradoks adalah majas yang mengandung pertentangan antara pernyataan dan fakta yang ada. Contoh;
 Aku merasa sendirian di tengah kota Jakarta yang ramai ini.

Apa yang penulis rasakan bertentangan dengan suasana yang ada disekelilingnya yaitu dia merasakan kesendirian walaupun sedang berada di kota yang ramai.

4.    Ironi
Ironi adalah majas yang menyatakan makna yang bertentang dengan maksud menyindir
Contoh:
Indahnya wajahmu dari kejauhan
Membuatku merinding dan tak berkedip
Indahnya senyummu dari kedalaman
Membuatku mual dan tak bernafsuh 
                                                                        (Lisnawati)
Kata pada penggalan puisi di atas yang bermakna ironi adalah “indahnya wajahmu dari kejauhan” dan “indahnya senyummu dari kedalaman” yang sebenarnya tidak sesuai dengan maksud pengarang.

5.    Otonomi
Pahlawan Tak Dikenal

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang

Dia tidak ingat bilamana dia datang
Kedua lengannya memeluk senapan
Dia tidak tahu untuk siapa dia datang
Kemudian dia terbaring, tapi bukan tidur sayang

Wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan suara menderu
Dia masih sangat muda

Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya

Sepuluh tahun yang lalu dia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bundar di dadanya
Senyum bekunya mau berkata: aku sangat muda
1955

Karya : Toto Sudarto Bachtiar
Tema
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menggambarkan kepahlawanan seorang pejuang yang gugur saat usianya masih muda demi membela tanah air. Jadi, tema puisi tersebut perjuangan dan kepahlawanan.

Perasaan
Perasaan penyair dalam puisi yaitu terharu, penyair terharu melihat seorang pahlawan yang rela mati demi negara.

Nada
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” memiliki nada kepahlawanan dan perjuangan.

Amanat
Amanat puisi “Pahlawan Tak Dikenal” menyuruh kita atau pembaca untuk menghargai jasa pahlawan.

Larik
“Pahlawan Tak Dikenal” tediri atas dua puluh larik. Larik-larik tersebut saling berhubungan membentuk lima bait.

Bait
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” terdiri atas lima bait. Bait pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima terdiri atas empat larik.

Pertautan bait
Bait-bait yang terdapat dalam puisi saling berhubungan dalam mengungkapkan isi puisi. Bait pertama sampai kelima menggambarkan kepahlawanan seseorang yang masih muda.

Pengimajian
Bait pertama, kedua, keempat, dan kelima menggunakan imaji penglihatan karena “apa” yang diungkapan pada bait tersebut seakan-akan dapat dilihat. Bait ketiga menggunakan imaji pendengaran karena “apa” yang diungkap seakan-akan dapat didengar.
Rima
Bait pertama, ketiga, dan keempat memiliki bunyi akhir baris yang tidak sama. Bait kedua memiliki persamaan bunyi ng di akhir baris. Bait kelima, baris pertama dan kedua memiliki persamaan bunyi ng, sedangkan baris ketiga dan keempat memiliki persamaan bunyi a.

6.    Diksi/Bentuk
Diksi yang digunakan dalam puisi pahlawan tak dikenal adalah kata-kata yang bermakna denotasi dan konotasi.
7.    Tone/Nada
Puisi “Pahlawan Tak Dikenal” memiliki nada kepahlawanan dan perjuangan.
8.    Simile
Senyummu bagaikan salju
Dingin dan membeku
Matamu seperti pelangi
Indah dan menawan

Simile merupakan majas perumpaan yang menggunakan kata seperti, bagaikan, dan lain-lain. Kata yang mengandung majas simile pada puisi diatas yaitu; senyummu bagaikan salju dan matamu seperti pelangi.

9.    Onomatopea
Dinginnya malam
menngantarku ke alam mimpi
sisa air yang turun dari genteng
ssetelah hujan turun
masih terdengar
tik...tik...tik...
begitulah bunyinya

onomatopea pada puisi diatas yaitu (tik...stik...tik) yang menirukan suara hujan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar